CIAMIS - Kapal kayu 10 GT ukuran 18 meter x 7 meter yang membawa sekitar 68 orang asal Iran, Pakistan, dan Afganistan tenggelam di perairan Palawangan, Samudra Hindia, Pantai Majingklak, Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Ciamis, Selasa (1/11) pukul 03.00. Sebanyak 46 orang ditemukan selamat dan delapan penumpang tewas. Sisanya diduga tenggelam dan masih dicari tim SAR.
Semua penumpang yang diduga imigran gelap itu hendak mencari suaka ke Australia. Tujuh dari delapan penumpang yang tewas diketahui berkebangsaan Iran. Mereka terdiri atas lima wanita dan dua balita.
Ketujuh korban tewas itu adalah Fahleh Salakazan (29), Variya Kahandarpoor (2), Sagonol Ratizadah (2), Farhan Farizadeh (52), Mahdiyeh Adimanol (12), Farah Darba (44), dan Bahare Dansken (31). Seorang lagi belum diketahui identitasnya.
Menurut petugas Balawista Pangandaran Asep Udel, kemarin, semua korban tewas karena terlalu banyak menelan air di laut. Lokasi kejadian sekitar 20 km dari Pantai Timur Pangandaran atau 1,5 jam perjalanan laut menggunakan boat (perahu).
Menurut informasi yang dihimpun Tribun, peristiwa itu diketahui para nelayan Pangandaran yang sedang melaut, Selasa dini hari. Puluhan penumpang dapat diselamatkan oleh empat perahu nelayan yang sedang melaut menangkap lobster dan ikan di Perairan Palawangan. Dari Palawangan, semua korban selamat dievakuasi ke pantai timur Pangandaran.
"Menurut keterangan dari sejumlah korban dan dari ABK, total penumpang di kapal itu sekitar 68 atau 70 orang di luar ABK. Jumlah pasti penumpang sulit diperoleh karena memang tidak ada manifesnya," ujar Kapolres Ciamis AKBP Agus Santoso SIK MSi di ruang Satpol Air Pangandaran di Pantai Timur Pangandaran, kemarin.
Semua korban meninggal sampai pukul 17.00 masih disemayamkan di kamar mayat Puskesmas Pangandaran, termasuk dua balita yang disimpan dalam satu kantong mayat. Puskesmas juga merawat 21 orang yang mengalami luka-luka. Dua orang lagi, Sayed (23) dan Ali (21) asal Iran, dirujuk ke RSU Ciamis karena mengalami patah tulang.
Korban selamat sebanyak 26 orang, yakni 23 orang imigran diamankan di Pos AL Pangandaran (12 orang) dan di Ruang Satpol Air Pangandaran (11 orang). Tiga awak kapal yang selamat, yakni nakhoda Herman Fata (35) asal Papila Rote NTT, dan dua ABK masing-masing Arifin Lauki (33) asal Sabuh NTT dan Demis Mamimoho, asal Rote NTT, langsung diamankan di Polsek Pangandaran.
Pihak kepolisian pun akan memeriksa surat kelengkapan para awak kapal itu. "Menurut informasi yang kami peroleh, para imigran ini berangkat dari Nusakambangan, Cilacap. Tujuan utamanya ke Australia, tapi ke Kupang dulu. Ilegal atau tidaknya para imigran ini, kami masih menyelidikinya," ujar Kepala Bidang Hubungan Kemasyarakatan (Kabid Humas) Polda Jabar, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Agus Rianto di Mapolda Jabar, kemarin.
Berhamburan ke Laut
Menurut informasi sementara yang diperoleh dari pemeriksaan korban dan ABK, kata Agus, puluhan orang imigran gelap asal Timur Tengah itu berangkat dari satu tempat yang belum bisa dipastikan di daerah Cilacap atau daerah di Jabar. Namun Selasa dini hari tersebut dari Muara Majingklak mereka naik compreng (perahu nelayan) menuju perairan Pelawangan sekitar 1,5 km dari muara Majingklak. Perairan Palawangan ini merupakan pintu gerbang dari Segera Anakan menuju laut lepas Samudra Hindia yang lautnya terkenal dengan ombak besar dan berkarang.
"Di Perairan Palawangan sudah menunggu kapal yang diawaki oleh ABK dari NTT tersebut," ujar Kapolres Ciamis itu.
Baru beberapa ratus meter, kapal yang dinakhodai Herman tersebut berlayar, tiba- tiba salah satu mesin kapal mati. Kapal kemudian oleng serta tenggelam. Puluhan penumpang berhamburan masuk laut. Korban yang ditemukan meninggal diduga akibat tidak bisa berenang.
"Yang pasti, penumpang kapal tersebut melebihi kapasitas. Ini juga suatu penyebab kapal tenggelam. Penyebab lain masih dalam penyelidikan. Seperti katanya mesin kapal mati, kapal bocor karena menghantam karang," ujarnya.
Menurut Korlap Balawista Pangandaran, Heri, sampai pukul 17.00 SAR gabungan yang menggunakan empat perahu boat masih melakukan penyisiran kemungkinan adanya korban yang masih belum ditemukan.
Selasa, 01 November 2011
Kamis, 06 Oktober 2011
Kuatkan Tirani Dwitasari
Kuatlah Tirani........
Karena Senymmu itu adalah suatu hal yang akan membuat semangat bagi orang yang telah mengagumimu..
Teruslah Tersenyum untuk semua orang yang sangat mengagumi sosok mu....
Cobalah untuk tegar dan bersabar dalam menjalani hidupmu..
Semangatmu adalah semangat bagi fans mu...
Mereka berharap dapat bertemu dengan mu langsung,ingin bertatap muka denganmu..
Ayo !!! Terjang semua rasa sakitmu..
karena kamu adalah inspirasi bagi semua orang,,,,,
(Karena Wajahmu Mengalihkan Hidup Seseorang)
Kami mengharapkanmu segera tampil di Televisi...
Ayooo !!!
Semangat !!
Kamis, 04 Agustus 2011
Siapa Tirani dwitasari dan Fazri Rizkiana ???
Tirani dwitasari adalah Cewe teraksis di dunia maya .....
Kini denger" dia mempunyai seorang kekasih dari Ciamis Jawa Barat Dia bernama Fazri Rizkiana
Mereka Pasangan yang teraksis kini di dunia maya ....
siapa mereka ??????
Minggu, 12 Juni 2011
Armada Band = Kertas band
Apakah benar Kertas Band yang sempat naik daun berubah nama? sebenarnya info ini saya dapat dari beberapa temen-temen blog. Sebelumnya aku ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas minatnya terhadap tulisan tentang Band Kertas di blog saya, tapi jadi biar lebih up date saya buatin thread baru. tapi tulisan ini bukan asli tulisan saya tapi dari temen-temen yang memberikan comment2 buat band kertas seperti mas Aribowo Sangkoyo seperti yang kutipannya mengenai perubahan nama band kertas :
Band Kertas adalah salah satu band yang bersinar dari Palembang, lagunya yang berjudul Kekasih yang tak dianggap menjadi hits hampir di semua pelosok Indonesia. Namun apa yang terjadi, band ini sama sekali tidak pernah merasakan hasilnya. Permasalahan yang bisa dibilang sangat klise ini, memang sering terjadi di Indonesia, Sebuah Label baru yang tidak tahu cara bekerja dengan baik memberikan janji-janji belaka terhadap musisi-musisi Indonesia yang mungkin untuk menembus Major label agak susah dikarenakan koneksi yang kurang kuat atau letak geografis yang jauh dari ibukota. Akibatnya lagu yang bagus terbuang percuma tanpa hasil. Dari Pihak personil band ini sudah mencoba untuk berunding dengan pihak label dan manajemen yang kebetulan satu atap, mereka meminta penjelasan atas semua tindakan yang telah dan akan dilakukan, seperti meminta laporan royalti dan pembayaran, fee dari show2 yang telah dilakukan namun tidak jelas kemana mengalir uangnya, rencana promosi yang tidak jelas, sampai kepada penggunaan lagu lagu dari Grup Band KERTAS tanpa seijin pencipta. Hal ini masih terjadi sampai sekarang, baru2 ini ada penayangan sebuah sinetron dengan soundtrack dari salah satu lagu KERTAS, dan penciptanya sama sekali tidak mengetahui apa2. Sedikit mendengar selentingan sampai labelnya memalsukan tanda tangan penciptanya.
Akhirnya band KERTAS mencoba untuk menyelesaikan perjanjian mereka dengan pihak label secara baik2, alhasil pihak label meminta ganti rugi sebesar 350 juta rupiah tanpa ada dasar yang jelas. Setelah melalui perundingan yang alot, pihak label akhirnya menggunakan jalur hukum dan mengadakan somasi terhadap Band KERTAS. Para personil band ini merasa ketakutan sekali jika harus berhadapan dengan hukum. Yang sangat membuat rumit masalahnya adalah Band KERTAS ini bukan dari kalangan orang yang berada, lagi2 orang kecil yang selalu ditindas dan akhirnya mendapatkan bantuan dari salah satu teman mereka di Palembang.
Pihak label semakin menggila dan meningkatkan tuntutan menjadi 1,3 milyar dengan anggapan mereka sudah dan akan merugi jika perjanjian batal. Sampai sekarang pun perkara ini masih berjalan di pengadilan negeri Jakarta Selatan, dengan pihak pembela Band KERTAS Pengacara Adnan Assegaf yang rela tidak dibayar sepeser pun karena merasa simpatik. Setelah dipertimbangkan cukup matang, dengan satu alasan yang kuat yaitu: jika harus sampai selesai dulu perkaranya dan baru merilis album lagi, mereka tidakdapat hidup. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengganti nama menjadi ARMADA dan terpaksa merubah formasi bandnya dikarenakan salah satu personilnya tidak kuat lagi menahan beban pikiran masalah ini. Terdengar sangat tragis memang, tapi ini kenyataan yang terjadi, mereka harus memulai dari awal lagi, dan hanya mencoba bertahan saja di Jakarta. Dibantu oleh Universal Music Indonesia untuk merilis album perdana dari Grup ARMADA ini.
Jika teman2 bisa merasakan juga, mungkin ini hanya salah satu dari sekian banyak musisi indonesia yang tertimpa masalah seperti ini. Atas kejadian ini saya memohon untuk perusahaan rekaman liar yang sekiranya belum begitu mengerti industri ini, Jangan membuat sengsara hidup orang lain! Dan untuk para musisi baru hendaknya selalu mengikuti perjalanan bisnis musik ini agar bisa meng-antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Band Kertas adalah salah satu band yang bersinar dari Palembang, lagunya yang berjudul Kekasih yang tak dianggap menjadi hits hampir di semua pelosok Indonesia. Namun apa yang terjadi, band ini sama sekali tidak pernah merasakan hasilnya. Permasalahan yang bisa dibilang sangat klise ini, memang sering terjadi di Indonesia, Sebuah Label baru yang tidak tahu cara bekerja dengan baik memberikan janji-janji belaka terhadap musisi-musisi Indonesia yang mungkin untuk menembus Major label agak susah dikarenakan koneksi yang kurang kuat atau letak geografis yang jauh dari ibukota. Akibatnya lagu yang bagus terbuang percuma tanpa hasil. Dari Pihak personil band ini sudah mencoba untuk berunding dengan pihak label dan manajemen yang kebetulan satu atap, mereka meminta penjelasan atas semua tindakan yang telah dan akan dilakukan, seperti meminta laporan royalti dan pembayaran, fee dari show2 yang telah dilakukan namun tidak jelas kemana mengalir uangnya, rencana promosi yang tidak jelas, sampai kepada penggunaan lagu lagu dari Grup Band KERTAS tanpa seijin pencipta. Hal ini masih terjadi sampai sekarang, baru2 ini ada penayangan sebuah sinetron dengan soundtrack dari salah satu lagu KERTAS, dan penciptanya sama sekali tidak mengetahui apa2. Sedikit mendengar selentingan sampai labelnya memalsukan tanda tangan penciptanya.
Akhirnya band KERTAS mencoba untuk menyelesaikan perjanjian mereka dengan pihak label secara baik2, alhasil pihak label meminta ganti rugi sebesar 350 juta rupiah tanpa ada dasar yang jelas. Setelah melalui perundingan yang alot, pihak label akhirnya menggunakan jalur hukum dan mengadakan somasi terhadap Band KERTAS. Para personil band ini merasa ketakutan sekali jika harus berhadapan dengan hukum. Yang sangat membuat rumit masalahnya adalah Band KERTAS ini bukan dari kalangan orang yang berada, lagi2 orang kecil yang selalu ditindas dan akhirnya mendapatkan bantuan dari salah satu teman mereka di Palembang.
Pihak label semakin menggila dan meningkatkan tuntutan menjadi 1,3 milyar dengan anggapan mereka sudah dan akan merugi jika perjanjian batal. Sampai sekarang pun perkara ini masih berjalan di pengadilan negeri Jakarta Selatan, dengan pihak pembela Band KERTAS Pengacara Adnan Assegaf yang rela tidak dibayar sepeser pun karena merasa simpatik. Setelah dipertimbangkan cukup matang, dengan satu alasan yang kuat yaitu: jika harus sampai selesai dulu perkaranya dan baru merilis album lagi, mereka tidakdapat hidup. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengganti nama menjadi ARMADA dan terpaksa merubah formasi bandnya dikarenakan salah satu personilnya tidak kuat lagi menahan beban pikiran masalah ini. Terdengar sangat tragis memang, tapi ini kenyataan yang terjadi, mereka harus memulai dari awal lagi, dan hanya mencoba bertahan saja di Jakarta. Dibantu oleh Universal Music Indonesia untuk merilis album perdana dari Grup ARMADA ini.
Jika teman2 bisa merasakan juga, mungkin ini hanya salah satu dari sekian banyak musisi indonesia yang tertimpa masalah seperti ini. Atas kejadian ini saya memohon untuk perusahaan rekaman liar yang sekiranya belum begitu mengerti industri ini, Jangan membuat sengsara hidup orang lain! Dan untuk para musisi baru hendaknya selalu mengikuti perjalanan bisnis musik ini agar bisa meng-antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Langganan:
Postingan (Atom)